Langsung ke konten utama

Makalah Gendang beleq

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Setiap daerah  memiliki budaya yang khas dan berbeda di tiap daerahnya, hal inilah yang mendukung semboyan dari Negara kita yaitu Bhineka Tungga Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dengan adanya keberagaman budaya di setiap daerah Indonesia membuat Indonesia menjadi Negara dengan berjuta pesona. Namun dalam banyak kasus, budaya asli Indonesia yang begitu kaya dan aestetik  tersebut mulai diklaim oleh Negara lain.
        
    Disini kita membutuhkan peranan masyarakat lebih khususnya peranan dari generasi muda untuk melakukan upaya pelestarian dan perlindungan terhadap kesenian bangsa. Karena, kita tidak bisa memungkiri bahwa  generasi muda adalah calon pemimpin bangsa, harapan nusantara. oleh karena itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan. Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu tumbuh baik dan besar.
            Namun, pada era globalisasi saat ini, apresiasi para pemuda terhadap budaya semakin menipis. Ini dikarenakan adanya pengaruh weternisasi, yang mengakibatkan gaya hidup mereka berkiblat pada dunia barat dan dengan adanya hal itu mereka lupa dengan jati dirinya. Mereka pun mengganggap bahwa budaya tradisional yang mereka miliki adalah sesuatu yang kolot dan tidak relevan lagi dengan zaman saat ini, hal ini mendorong kemunduran terhadap lestarinya budaya kita.
            Oleh karena itu, disini kami mulai mengambil sikap untuk memulai pergerakan dalam rangka melestarikan budaya Indonesia lebih khusunya budaya suku Sasak, Lombok,  Nusa Tenggara Barat yang ada di Kampung Sade, salah satu kampong adat yang ada di provinsi NTB, dan  berfokus pada bidang kesenian yaitu Kesenian Gendang Beleq. Selain sebagai bentuk pelestarian, ini juga upaya para generasi muda untuk menyebarluaskan kesenian gendang beleq agar tersiar di setiap sudut nusantara bahkan hingga dunia internasional. Dan, ini adalah bentuk kepedulian terhadap generasi muda yang mulai bobrok karakternya  termakan zaman,  tergerus budaya barat yang mengajarkan mereka tentang libralisme, pergaulan bebas aaadan sikap menyimpang dari norma masyarakat. Sebelum itu, kita perlu tahu, paparan singkat mengenai apa itu gendang beleq. Gendang beleq adalah alat musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok yang berasal dari Suku Sasak, Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat.   

1.2 TUJUAN:
·         MENINGKATKAN APRESIASI TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL GENDANG BELEQ
 BAGI MASYARAKAT, KHUSUSNYA REMAJA
·         MENINGKATKAN PENGETAHUAN SERTA WAWASAN BAGI MASYARAKAT SEPUTAR GENDANG BELEQ
·         MENINGKATKAN KESADARAN PADA MASYARAKAT AKAN PENTINGNYA MELESTARIKAN BUDAYA DAN TRADISI DAERAH KHUSUSNYA GENDANG BELEQ
·         MENGETAHUI PERKEMBANGAN KESENIAN GENDANG BELEQ YANG KHUSUSNYA ADA DI DUSUN SADE SEIRING DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.
·         MENGETAHUI KESELURUHAN UNSUR-UNSUR BAIK INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL DARI KESENIAN GENDANG BELEQ.

1.3 Ruang Lingkup
a.       Tempat dan waktu penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kampung Sade, desa Rembitan, kecamatan Pujut, kabupaten Lombok tengah, provinsi Nusa Tenggara Barat. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada satu pembahasan di kategori kesenian tradisional daerah, yaitu kesenian Gendang Beleq asli Lombok di dusun Sade. Ruang lingkup tempat tetunya dibatasi demi kelancaran pembahasan yang mendalam untuk kesenian Gendang Beleq, yaitu bertempat di dusun Sade.
Adapun penelitian yang dilakukan di lokasi tersebut bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang kesenian daerah berupa Gendang beleq, hal ini nantinya akan dipresentasikan dengan tujuan untuk memperkenalkan kesenian tradisional dari nenek moyang suku Sasak yang saat ini hampir terkikis dari daerah asalnya sendiri. Agar kaum muda penerus bangsa dapat mencintai budaya lokal dan tidak melupakan jati dirinya sebagai salah seorang warga asli Indonesia, khususnya Gumi sasak. Karena banyaknya pengaruh budaya luar dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, kami harap dengan adanya penelitian yang kami lakukan dan apa yang kami jabarkan dalam makalah ini dapat membantu para kaum muda bangsa untuk mulai mencintai budaya bangsa dan membantu melestarikan budaya asli yang kita miliki.

2.      Waktu penelitian
Waktu penelitian yang kami butuhkan kurang lebih selama 2 jam, dalam keterbatasan waktu ini, kami hanya mengambil poin-poin penting yang sekiranya dapat membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Poin-poin tersebut nantinya akan kami kembangkan ke dalam bahasa yang lebih mudah untuk dipahami agar dapat diterima dengan mudah oleh para pembaca.

3.      Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini meliputi keseluruhan penduduk dusun Sade, dengan Amah Wanah sebagai sampelnya. Penelitian ini hanya mengambil keseluruhan masyarakat dusun Sade sebagai populasinya untuk memperluas informasi inti yang kami dapat, hal ini mendukung merincinya informasi yang kami dapat sehingga pengetahuan kami atas kesenian Gendang Beleq ini mendalam. Hal ini memberikan kami kesempatan untuk menjelaskan deskripsi dari kesenian Gendang Beleq dengan mudah.

1.4  Metode penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan objektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi, dan mensitetiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan.
Dengan metode historis, kami mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka mengenai kesenian yang tumbuh dan berkembang dari peristiwa masa lalu yang telah diwariskan secara turun menurun dan perlu dilestarikan untuk mempertahankan budaya bangsa, dan pertanyaan yang kami ajukan, dijawab berdasarkan fakta terpilih yang disusun dalam paradigma penjelasan.

BAB II
2.1 Lokasi dan Keadaan Alam
            Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Kampung ini berada sekitar 20 kilometer dari Bandar Udara Internasional Lombok dengan waktu tempuh 15-20 menit. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok. Keadaan alam dusun Sade masih menjunjung tinggi warisan leluhur Gumi Sasak sehingga yang terlihat adalah gambaran bagaimana keadaan Gumi Sasak dari awal masuknya suku Sasak ke pulau Lombok sampai saat. Mulai dari arsitektur bangunan, kerajinan, system kepercayaan, hingga kesenian asli Sasak dijaga dan dilestarikan sedemekian rupa tanpa menghilangkan nilai-nilai asli budaya sasak itu sendiri. Hal ini meninggalkan kesan tersendiri kepada pengunjung yang datang ke dusun Sade sehingga mereka mendapat sesuatu yang baru untuk dapat selalu diingat kedepannya.

2.2 Penduduk dan Pendidikan
Kampung adat Sade terdiri dari 150 kepala keluarga dengan total penduduk berjumlah 700 orang. Penduduk kampung adat berprofesi sebagai petani bagi laki-laki dan sebagian pemuda menjadi guide bagi para wisatawan local maupun mancanegara yang berkunjung ke kampung sade. Sebagian lagi berprofesi sebagai pemain gendang beleq, pepadu dalam peresean, atau sebagai penembang. Penduduk perempuan bekerja sebagai penenun kain sasak dan menjualnya kepada wisatawan. Sebagaian besar penduduk perempuan kampung sade dulunya tidak mengenyam pendidikan. Ada sebagian yang sekolah tapi hanya sampai SD atau SMP. Pendidikan tertinggi bagi perempuan hanya SMA. Hal tersebut karena mereka masih menganut adat kawin lari sehingga mereka menikah di usia sangat muda. Namun saat ini, para anak – anak sade baik perempuan maupun laki-laki telah mengenyam pendidikan.
2.3 Sejarah
            dusun Sade ini dicetuskan oleh seorang tetua bernama Papuq Sade. Pada awalnya ia hanya membangun sebuah das. Seiring berjalannya waktu bangunan das tersebut di renovasi menjadi rumah kodong. Rumah kodong itu sendiri adalah rumah yang terbuat dari atap jerami dan dinding bambu (bedek). Rumah tersebut memiliki dua fungsi yaitu rumah tempat bulan madu dan  rumah bagi lansia. Kemudian, anak cucu dari papuq sade pun ikut membangun rumah di sekitar sana. Itulah yang Hingga saat ini kita kenal sebagai dusun Sade.

BAB III
BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA KESENIAN TRADISIONAL

3.1  Bentuk Kesenian Tradisional
            Melalui makalah ini, kami akan menyajikan seni musik tradisional. seni music tradisional sendiri adalah music yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Ada 3 komponen dalam seni music itu sendiri, diantaranya adalah seniman, music itu sendiri dan masyarakat. disini seni music diciptakan untuk membentuk persepsi yang sama antara seniman dan masyarakat demi melestarikan dan mengembangkan seni music tradisional itu sendiri. Secara umum, music tradisional memiliki 6 ciri khas. Pertama, dipelajari secara lisan. Sebagaimana biasanya yang kita ketahui bahwa teeknik pewarisan budaya melalui lisan dimana generasi tua berposisi sebagai pengajar komposisi music daerah kepada para generasi muda. Kedua, seni music tradisional itu tidak memiliki notasi. Ini diakibatkan karena proses pewarisannya yang secara lisan membuat partitur atau naskah music menjadi suatu hal yang tidak terlalu penting. Oleh karena itu, seni music tradisional sangat lazim tidak memiliki partitur. Ketiga, sifatnya informal atau lebih santai. Hanya di lingkungan tertentu yang mewajibkan seni ini menjadi formal misalkan di wilayah istana. Selanjutnya, pemain seni music tradisional itu tidak terspesialisasi. Dimana system yang dikembangkan dalam proses belajar instrument music daerah biasanya bersifat generalisasi. Pemain music tradisional belajar untuk dapat memainkan setiap instrument yang ada dalam satu jenis music daerah. yang kelima, syair lagu pastinya menggunakan bahasa daerah, serta menggunakan alunan melodi dan alat music yang menunjukkan cirri khas kedaerahan. Dan terakhir, tentunya seni rupa music ini adalah bagian dari budaya masyarakat.

3.2 JENIS KESENIAN TRADISIONAL
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan budaya dan daerah pariwisata yang tersebar dari sabang hingga merauke. Keragaman budaya yang dimiliki menjadikan Indonesia salah satu pusat tujuan wisata masyarakat dunia. Hal tersebut didukung oleh suasana dan kondisi alam serta masyarakat penghuninya yang memilki budaya dengan karakteristik yang unik dan beraneka ragam antara pulau yang satu dengan yang lainnya. 
Selain keindahan alam, Nusa Tenggara Barat kaya akan beragam jenis kesenian tradisional. Tari presean, tari gandrung dan tari Jangger merupakan salah satu kesenian tradisionalnya yang termasuk dalam jenis seni tari. Selain itu, ada pula gendang beleq yang termasuk salah satu jenis seni musik yang mana dimainkan secara berkelompok ( 1 kelompok dinamakan sekehe)  dengan menggunakan beberapa macam alat musik dan gendang berukuran besar sebagai alat musik utamanya.
Gendang beleq ini merupakan seni musik tradisional yang telah berkembang sejak lama yang diwariskan oleh nenek moyang suku sasak. Gendang beleq antar wilayah di Lombok memiliki alunan dan melodi yang berbeda tergantung paudan atau panutan awalnya. Di desa Sade sendiri, gendang beleq ini pertama kali diciptakan oleh seorang tokoh masyarakat bernama Papuq Sade yang juga sebagai pencetus kampung adat sade yang ada saat ini. Menurut sumber yang telah diwawancara, gendang beleq ini dulunya adalah sarana hiburan dan penyemangat bagi para prajurit perang. Dimana semakin keras suara gendang maka semakin semangat para prajurit untuk melawan para musuhnya. Nah, seiring berjalannya waktu gendang beleq ini berkembang menjadi hiburan bagi masyarakat dan para tamu.
Dalam fungsi menghiburnya ini ada beberapa tarian yang melengkapi kesenian ini seperti tarian petuq dan tarian amaq tempenges. Tarian petuq ini sendiri adalah tarian yang ditarikan oleh 2 orang anak kecil yang memiliki wajah lucu dan menggemaskan. Sedangkan tarian amaq tempenges ini adalah tarian yang dimainkan oleh satu orang laki-laki dewasa yang berwajah lucu dan meghibur serta dipoles dengan makeup tebal. Di dusun sade ini, para generasinya sudah diperkenalkan dengan kesenian gendang beleq sejak dini. Mereka diajak bahkan diharuskan untuk mengikuti latihan gendang beleq di waktu senggangnya.
3.3 Tata Cara Kesenian Tradisional
Ada beberapa instrumen di dalam gendang beleq, antara lain gendang beleq sendiri, gendang kecek ( kecil), petuq, reong, gong, suling, rencek, ketu, kempur, cemprang. Dimulai dari gendang, terbuatdari kayu jejaran. Namun karena bahan tersebut mulai jarang ditemui maka masyarakat dusun sade beralih menggunakan kayu randu. Seruling atau suling, dibuat dari bambu dengana lubang-lubang kecil di tubuh bambu untuk menghasilkan bunyi merdu. Terdapat dua model seruling yang dipakai dalam gendang beleq, yang panjangnya kurang lebih 50 cm dan 30 cm. Cemprang terbuat dari perunggu berbentuk seperti piring dengan tengah luarnya diberi tonjolan dan tali utnuk pegangan. Cemprang terdiri dari satu cakep (sepasang), masing-masing personil memegang satu pasang cemprang. Gendang beleq desa sade ini terdiri dari 25 personil, dimana ada 2 pemegang gendang beleq, 2 pemegang gendang kecek, 1 pemain petuq, 1 pemain seruling, 1 pemain rencek, 1 pemain suling, 1 pemain ketu, 1 perembaq, 4 pemain cempreng beleq, 4 pemain reong, 2 pemain gong, 2 pemain kempur serta dilengkapi 2 penari petuq dan 1 penari amaq tempenges.
B. Fungsi Kesenian Tradisional
            Fungsi kesenian Gendang Beleq bagi kehidupan manusia adalah sebagai musik pengiring dalam upacara-upacara adat seperti Merariq (pernikahan), sunatan (khitanan), Ngurisang (potong rambut bayi atau aqiqah) dan begawe beleq (upacara besar).
            Fungsi kesenian Gendang Beleq dalam kehidupan keluarga dan sosial budaya adalah ikut melestarikan budaya dari ruang ringkup terkecil, dan juga di bidang ekonomi sebagai penambah penghasilan keluarga demi kelangsungan hidup.
C. Makna Kesenian Tradisional Gendang Beleq
            Pada mulanya, kesenian gendang beleq ini memiliki makna penyemangat untuk mengiringi para prajurit perang yang hendak berjuang ke medan perang. Suara dari paduan gendang beleq dan beberapa alat musik tradisional ini diyakini dapat menambah semangat dan keberanian para prajurit untuk bertempur. Selain untuk melepas para prajurit ke medan perang, gendang beleq juga digunakan untuk menyambut para prajurit yang telah kembali dari medan perang sebagai tanda kemenangan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, gendang beleqdigunakan sebagai pengiring dari keberlangsungan upacara adat maupun  pada acara ceremonialuntuk menyambut  para tamu undangan. Secara filosofis, gendang beleq merupakan jati diri dan jiwa kepahlawanan masyarakat Sasak.
             
BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Indonesia merupakan Negara berjuta pesona dengan beragam budaya yang harusnya dilestarikan untuk menjaga nilai-nilai leluhur yang telah tertanam secara turun temurun. Salah satu cara melestarikan budaya kita adalah dengan memperkenalkan secara luas kebudayaan tradisional yang kita miliki kepada masyarakat luas, umumnya kaum muda penerus bangsa. Hal ini dilakukan agar kita tidak melupakan tradisi secara turun menurun dari moyang kita. Karena tak mungkin bagi kita untuk melestarikan semua kesenian bangsa secara langsung, terutama kita sebagai kaum muda telah banyak terpengaruh dengan budaya barat. Maka dari itu, marilah kita mulai dengan mengenal budaya-budaya dari daerah kita masing-masing. Memulainya secara perlahan, untuk mencintai budaya bangsa, kita sudah seharusnya memulai semuanya dari awal untuk memahami hakikat kebudayaan kita. Salah satunya dengan mulai mendalami kesenian-kesenian daerah  yang kita miliki. Salah satu budaya yang kita bahas dalam makalah ini mengenai bidang kesenian yaitu gendang beleq. Budaya ini merupakan budaya asli suku Sasak yang perlu dilestarikan karena setiap budaya bangsa memiliki nilai estestika yang berbeda-beda, maka kesenian Gendang beleq ini tentunya juga memiliki nilai estestika sendiri yang dapat menarik perhatian masyarakat dalam maupun luar negeri. Tetapi karena keterbatasan promosi yang dilakukan oleh kita sendiri, menyebabkan budaya kita menjadi tersembunyi dan sedikit demi sedikit mulai terlupakan seiring dengan peradaban zaman yang mulai canggih. Maka dari itu sudah merupakan kewajiban kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikan budaya yang kita miliki dan memperluas promosi budaya kita kepada masyarakat dalam maupun luar negeri agar tidak akan terjadi lagi kasus perebutan budaya bangsa kita dengan Negara lain yang bisajadi merugikan bangsa kita sendiri. Sebelum mempromosikannya keppada orang lain, tentunya kita harus memulai mencintai budaya kita dari diri sendiri, oleh karena itu marilah secara bersama-sama kita mulai meempelajari, memperdalam pegetahuan kita tentang budaya tradisional, menintai setiap budaya kita dengan sungguh-sungguh agar kita dapat terus melestarikan nilai-nilai leluhur bangsa yang telah diwariskan secara turun menurun dari moyang kita sendiri.

B.     SARAN
Generasi muda harusnya semakin giat  untuk melakukan pelestarian budaya dan meningkatkan apresiasinya terhadap budaya sendiri. Ini juga perlu didukung oleh peran pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat untuk mengakses dan lebih mendalami budaya Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA




Komentar

Postingan populer dari blog ini

identifikasi puisi naga baru klinting

Bahasa Indonesia Bryan daruranto -           Tokoh 1.        Aji Saka ( Antagonis )  Hal 4 Par 1 2.        Sahabat Aji saka ( Tritagonis ) 3.        Prabu Dewata Cengkar ( Antagonis 4.        Wanita Cantik ( Tritagonis ) 5.        Sowo Kembang ( Tritagonis ) 6.        Bocah Bajang ( Protagonis ) 7.        Rakyat ( Antagonis ) -           Latar 1.        Tempat : Jawa Timur  par 1         Istana par 6         Desa par 16 2.        Waktu :   Sore par 15         ...

BSA

BSA Adalah baca selidik alkitab merupakan kegiatan yang dilakukan sekolah kami bsa dilakukan setiap hari dirumah 1 hari 1 pasal, dengan ini saya dapat lebih mendekatkan diri saya kepada Tuhan maka dari itu saya mangajak kita semua mari meluangkan waktu kita yang lebih untuk Tuhan dan dari bsa kita bisa merefleksikan sesuatu cara membuat bsa sangat mudah yaitu menulis 5w + 1h tentang pasal/perikop yang di baca dan menulis refleksi dan   harapan kedepan setelah membaca perikop tersebut