Latar Belakang
Setiap daerah memiliki budaya yang khas dan berbeda di tiap
daerahnya, hal inilah yang mendukung semboyan dari Negara kita yaitu Bhineka
Tungga Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dengan adanya
keberagaman budaya di setiap daerah Indonesia membuat Indonesia menjadi Negara
dengan berjuta pesona. Namun dalam banyak kasus, budaya asli Indonesia yang
begitu kaya dan aestetik tersebut mulai
diklaim oleh Negara lain.
Namun, pada era globalisasi saat
ini, apresiasi para pemuda terhadap budaya semakin menipis. Ini dikarenakan
adanya pengaruh weternisasi, yang mengakibatkan gaya hidup mereka berkiblat
pada dunia barat dan dengan adanya hal itu mereka lupa dengan jati dirinya.
Mereka pun mengganggap bahwa budaya tradisional yang mereka miliki adalah
sesuatu yang kolot dan tidak relevan lagi dengan zaman saat ini, hal ini
mendorong kemunduran terhadap lestarinya budaya kita.
Oleh karena itu, disini kami mulai
mengambil sikap untuk memulai pergerakan dalam rangka melestarikan budaya
Indonesia lebih khusunya budaya suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat yang ada di Kampung Sade,
salah satu kampong adat yang ada di provinsi NTB, dan berfokus pada bidang kesenian yaitu Kesenian
Gendang Beleq. Selain sebagai bentuk pelestarian, ini juga upaya para generasi
muda untuk menyebarluaskan kesenian gendang beleq agar tersiar di setiap sudut
nusantara bahkan hingga dunia internasional. Dan, ini adalah bentuk kepedulian
terhadap generasi muda yang mulai bobrok karakternya termakan zaman, tergerus budaya barat yang mengajarkan mereka
tentang libralisme, pergaulan bebas aaadan sikap menyimpang dari norma
masyarakat. Sebelum itu, kita perlu tahu, paparan singkat mengenai apa itu
gendang beleq. Gendang beleq adalah alat musik tradisional yang dimainkan
secara berkelompok yang berasal dari Suku Sasak, Lombok, provinsi Nusa Tenggara
Barat.
1.2 TUJUAN:
·
MENINGKATKAN APRESIASI
TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL GENDANG BELEQ
BAGI MASYARAKAT, KHUSUSNYA REMAJA
·
MENINGKATKAN PENGETAHUAN
SERTA WAWASAN BAGI MASYARAKAT SEPUTAR GENDANG BELEQ
·
MENINGKATKAN KESADARAN PADA
MASYARAKAT AKAN PENTINGNYA MELESTARIKAN BUDAYA DAN TRADISI DAERAH KHUSUSNYA
GENDANG BELEQ
·
MENGETAHUI PERKEMBANGAN
KESENIAN GENDANG BELEQ YANG KHUSUSNYA ADA DI DUSUN SADE SEIRING DENGAN
PERKEMBANGAN ZAMAN.
·
MENGETAHUI KESELURUHAN
UNSUR-UNSUR BAIK INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL DARI KESENIAN GENDANG BELEQ.
1.3 Ruang Lingkup
a. Tempat
dan waktu penelitian
1.
Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kampung
Sade, desa Rembitan, kecamatan Pujut, kabupaten Lombok tengah, provinsi Nusa
Tenggara Barat. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada satu pembahasan di
kategori kesenian tradisional daerah, yaitu kesenian Gendang Beleq asli Lombok
di dusun Sade. Ruang lingkup tempat tetunya dibatasi demi kelancaran pembahasan
yang mendalam untuk kesenian Gendang Beleq, yaitu bertempat di dusun Sade.
Adapun penelitian yang dilakukan di
lokasi tersebut bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang kesenian daerah
berupa Gendang beleq, hal ini nantinya akan dipresentasikan dengan tujuan untuk
memperkenalkan kesenian tradisional dari nenek moyang suku Sasak yang saat ini
hampir terkikis dari daerah asalnya sendiri. Agar kaum muda penerus bangsa
dapat mencintai budaya lokal dan tidak melupakan jati dirinya sebagai salah
seorang warga asli Indonesia, khususnya Gumi sasak. Karena banyaknya pengaruh
budaya luar dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, kami harap dengan adanya
penelitian yang kami lakukan dan apa yang kami jabarkan dalam makalah ini dapat
membantu para kaum muda bangsa untuk mulai mencintai budaya bangsa dan membantu
melestarikan budaya asli yang kita miliki.
2.
Waktu penelitian
Waktu penelitian yang kami butuhkan
kurang lebih selama 2 jam, dalam keterbatasan waktu ini, kami hanya mengambil
poin-poin penting yang sekiranya dapat membantu kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Poin-poin tersebut nantinya akan kami kembangkan ke dalam bahasa
yang lebih mudah untuk dipahami agar dapat diterima dengan mudah oleh para
pembaca.
3.
Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini
meliputi keseluruhan penduduk dusun Sade, dengan Amah Wanah sebagai sampelnya.
Penelitian ini hanya mengambil keseluruhan
masyarakat dusun Sade sebagai populasinya untuk memperluas informasi inti yang
kami dapat, hal ini mendukung merincinya informasi yang kami dapat sehingga
pengetahuan kami atas kesenian Gendang Beleq ini mendalam. Hal ini memberikan
kami kesempatan untuk menjelaskan deskripsi dari kesenian Gendang Beleq dengan
mudah.
1.4
Metode penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan
dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu metode yang bertujuan untuk
merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan objektif dengan mengumpulkan, menilai,
memverifikasi, dan mensitetiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai
konklusi yang dapat dipertahankan.
Dengan metode historis, kami
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka mengenai kesenian yang tumbuh dan
berkembang dari peristiwa masa lalu yang telah diwariskan secara turun menurun
dan perlu dilestarikan untuk mempertahankan budaya bangsa, dan pertanyaan yang
kami ajukan, dijawab berdasarkan fakta terpilih yang disusun dalam paradigma
penjelasan.
BAB II
2.1 Lokasi dan Keadaan Alam
Sade
adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Kampung ini
berada sekitar 20 kilometer dari Bandar Udara Internasional Lombok dengan waktu
tempuh 15-20 menit. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat
suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke
Lombok. Keadaan alam dusun Sade masih menjunjung tinggi warisan leluhur Gumi
Sasak sehingga yang terlihat adalah gambaran bagaimana keadaan Gumi Sasak dari
awal masuknya suku Sasak ke pulau Lombok sampai saat. Mulai dari arsitektur
bangunan, kerajinan, system kepercayaan, hingga kesenian asli Sasak dijaga dan
dilestarikan sedemekian rupa tanpa menghilangkan nilai-nilai asli budaya sasak
itu sendiri. Hal ini meninggalkan kesan tersendiri kepada pengunjung yang
datang ke dusun Sade sehingga mereka mendapat sesuatu yang baru untuk dapat
selalu diingat kedepannya.
2.2 Penduduk dan Pendidikan
Kampung adat Sade terdiri dari 150 kepala keluarga
dengan total penduduk berjumlah 700 orang. Penduduk kampung adat berprofesi
sebagai petani bagi laki-laki dan sebagian pemuda menjadi guide bagi para
wisatawan local maupun mancanegara yang berkunjung ke kampung sade. Sebagian
lagi berprofesi sebagai pemain gendang beleq, pepadu dalam peresean, atau
sebagai penembang. Penduduk perempuan bekerja sebagai penenun kain sasak dan
menjualnya kepada wisatawan. Sebagaian besar penduduk perempuan kampung sade
dulunya tidak mengenyam pendidikan. Ada sebagian yang sekolah tapi hanya sampai
SD atau SMP. Pendidikan tertinggi bagi perempuan hanya SMA. Hal tersebut karena
mereka masih menganut adat kawin lari sehingga mereka menikah di usia sangat
muda. Namun saat ini, para anak – anak sade baik perempuan maupun laki-laki
telah mengenyam pendidikan.
2.3 Sejarah
dusun
Sade ini dicetuskan oleh seorang tetua bernama Papuq Sade. Pada awalnya ia
hanya membangun sebuah das. Seiring berjalannya waktu bangunan das tersebut di
renovasi menjadi rumah kodong. Rumah kodong itu sendiri adalah rumah yang
terbuat dari atap jerami dan dinding bambu (bedek). Rumah tersebut memiliki dua
fungsi yaitu rumah tempat bulan madu dan
rumah bagi lansia. Kemudian, anak cucu dari papuq sade pun ikut
membangun rumah di sekitar sana. Itulah yang Hingga saat ini kita kenal sebagai
dusun Sade.
BAB III
BENTUK, FUNGSI DAN
MAKNA KESENIAN TRADISIONAL
3.1 Bentuk Kesenian Tradisional
Melalui makalah ini, kami akan
menyajikan seni musik tradisional. seni music tradisional sendiri adalah music
yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana
hiburan. Ada 3 komponen dalam seni music itu sendiri, diantaranya adalah
seniman, music itu sendiri dan masyarakat. disini seni music diciptakan untuk
membentuk persepsi yang sama antara seniman dan masyarakat demi melestarikan
dan mengembangkan seni music tradisional itu sendiri. Secara umum, music
tradisional memiliki 6 ciri khas. Pertama, dipelajari secara lisan. Sebagaimana
biasanya yang kita ketahui bahwa teeknik pewarisan budaya melalui lisan dimana
generasi tua berposisi sebagai pengajar komposisi music daerah kepada para
generasi muda. Kedua, seni music tradisional itu tidak memiliki notasi. Ini
diakibatkan karena proses pewarisannya yang secara lisan membuat partitur atau
naskah music menjadi suatu hal yang tidak terlalu penting. Oleh karena itu,
seni music tradisional sangat lazim tidak memiliki partitur. Ketiga, sifatnya
informal atau lebih santai. Hanya di lingkungan tertentu yang mewajibkan seni
ini menjadi formal misalkan di wilayah istana. Selanjutnya, pemain seni music
tradisional itu tidak terspesialisasi. Dimana system yang dikembangkan dalam
proses belajar instrument music daerah biasanya bersifat generalisasi. Pemain
music tradisional belajar untuk dapat memainkan setiap instrument yang ada
dalam satu jenis music daerah. yang kelima, syair lagu pastinya menggunakan
bahasa daerah, serta menggunakan alunan melodi dan alat music yang menunjukkan
cirri khas kedaerahan. Dan terakhir, tentunya seni rupa music ini adalah bagian
dari budaya masyarakat.
3.2 JENIS KESENIAN TRADISIONAL
Indonesia
merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan budaya dan daerah
pariwisata yang tersebar dari sabang hingga merauke. Keragaman budaya yang
dimiliki menjadikan Indonesia salah satu pusat tujuan wisata masyarakat dunia.
Hal tersebut didukung oleh suasana dan kondisi alam serta masyarakat
penghuninya yang memilki budaya dengan karakteristik yang unik dan beraneka
ragam antara pulau yang satu dengan yang lainnya.
Selain
keindahan alam, Nusa Tenggara Barat kaya akan beragam jenis
kesenian tradisional. Tari presean, tari gandrung dan tari Jangger merupakan salah satu kesenian
tradisionalnya yang termasuk dalam jenis seni tari. Selain itu, ada pula
gendang beleq yang termasuk salah satu jenis seni musik yang mana dimainkan
secara berkelompok ( 1 kelompok dinamakan sekehe) dengan menggunakan beberapa macam alat musik
dan gendang berukuran besar sebagai alat musik utamanya.
Gendang beleq ini merupakan seni
musik tradisional yang telah berkembang sejak lama yang diwariskan oleh nenek
moyang suku sasak. Gendang beleq antar wilayah di Lombok memiliki alunan dan
melodi yang berbeda tergantung paudan atau panutan awalnya. Di desa Sade
sendiri, gendang beleq ini pertama kali diciptakan oleh seorang tokoh
masyarakat bernama Papuq Sade yang juga sebagai pencetus kampung adat sade yang
ada saat ini. Menurut sumber yang telah diwawancara, gendang beleq ini dulunya
adalah sarana hiburan dan penyemangat bagi para prajurit perang. Dimana semakin
keras suara gendang maka semakin semangat para prajurit untuk melawan para
musuhnya. Nah, seiring berjalannya waktu gendang beleq ini berkembang menjadi
hiburan bagi masyarakat dan para tamu.
Dalam fungsi menghiburnya ini ada
beberapa tarian yang melengkapi kesenian ini seperti tarian petuq dan tarian
amaq tempenges. Tarian petuq ini sendiri adalah tarian yang ditarikan oleh 2
orang anak kecil yang memiliki wajah lucu dan menggemaskan. Sedangkan tarian
amaq tempenges ini adalah tarian yang dimainkan oleh satu orang laki-laki
dewasa yang berwajah lucu dan meghibur serta dipoles dengan makeup tebal. Di
dusun sade ini, para generasinya sudah diperkenalkan dengan kesenian gendang
beleq sejak dini. Mereka diajak bahkan diharuskan untuk mengikuti latihan
gendang beleq di waktu senggangnya.
3.3 Tata Cara Kesenian Tradisional
Ada beberapa instrumen di dalam
gendang beleq, antara lain gendang beleq sendiri, gendang kecek ( kecil),
petuq, reong, gong, suling, rencek, ketu, kempur, cemprang. Dimulai dari
gendang, terbuatdari kayu jejaran. Namun karena bahan tersebut mulai jarang
ditemui maka masyarakat dusun sade beralih menggunakan kayu randu. Seruling
atau suling, dibuat dari bambu dengana lubang-lubang kecil di tubuh bambu untuk
menghasilkan bunyi merdu. Terdapat dua model seruling yang dipakai dalam
gendang beleq, yang panjangnya kurang lebih 50 cm dan 30 cm. Cemprang terbuat
dari perunggu berbentuk seperti piring dengan tengah luarnya diberi tonjolan
dan tali utnuk pegangan. Cemprang terdiri dari satu cakep (sepasang),
masing-masing personil memegang satu pasang cemprang. Gendang beleq desa sade
ini terdiri dari 25 personil, dimana ada 2 pemegang gendang beleq, 2 pemegang
gendang kecek, 1 pemain petuq, 1 pemain seruling, 1 pemain rencek, 1 pemain
suling, 1 pemain ketu, 1 perembaq, 4 pemain cempreng beleq, 4 pemain reong, 2
pemain gong, 2 pemain kempur serta dilengkapi 2 penari petuq dan 1 penari amaq
tempenges.
B. Fungsi Kesenian
Tradisional
Fungsi kesenian Gendang Beleq bagi
kehidupan manusia adalah sebagai musik pengiring dalam
upacara-upacara adat seperti Merariq (pernikahan), sunatan (khitanan),
Ngurisang (potong rambut bayi atau aqiqah) dan begawe beleq (upacara besar).
Fungsi kesenian Gendang Beleq dalam
kehidupan keluarga dan sosial budaya adalah ikut melestarikan budaya dari ruang
ringkup terkecil, dan juga di bidang ekonomi sebagai penambah penghasilan
keluarga demi kelangsungan hidup.
C.
Makna Kesenian Tradisional Gendang Beleq
Pada mulanya, kesenian gendang beleq ini memiliki makna penyemangat untuk
mengiringi para prajurit perang yang hendak berjuang ke medan perang. Suara
dari paduan gendang beleq dan beberapa alat musik tradisional
ini diyakini dapat menambah semangat dan keberanian para prajurit untuk
bertempur. Selain untuk melepas para prajurit ke medan perang, gendang beleq juga digunakan untuk menyambut para
prajurit yang telah kembali dari medan perang sebagai tanda kemenangan. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu dan perkembangan zaman, gendang
beleqdigunakan sebagai pengiring dari keberlangsungan upacara adat maupun pada acara ceremonialuntuk menyambut para tamu undangan. Secara filosofis, gendang beleq merupakan jati diri dan jiwa
kepahlawanan masyarakat Sasak.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Indonesia merupakan Negara berjuta pesona
dengan beragam budaya yang harusnya dilestarikan untuk menjaga nilai-nilai
leluhur yang telah tertanam secara turun temurun. Salah satu cara melestarikan
budaya kita adalah dengan memperkenalkan secara luas kebudayaan tradisional
yang kita miliki kepada masyarakat luas, umumnya kaum muda penerus bangsa. Hal
ini dilakukan agar kita tidak melupakan tradisi secara turun menurun dari
moyang kita. Karena tak mungkin bagi kita untuk melestarikan semua kesenian
bangsa secara langsung, terutama kita sebagai kaum muda telah banyak
terpengaruh dengan budaya barat. Maka dari itu, marilah kita mulai dengan
mengenal budaya-budaya dari daerah kita masing-masing. Memulainya secara
perlahan, untuk mencintai budaya bangsa, kita sudah seharusnya memulai semuanya
dari awal untuk memahami hakikat kebudayaan kita. Salah satunya dengan mulai
mendalami kesenian-kesenian daerah yang
kita miliki. Salah satu budaya yang kita bahas dalam makalah ini mengenai
bidang kesenian yaitu gendang beleq. Budaya ini merupakan budaya asli suku
Sasak yang perlu dilestarikan karena setiap budaya bangsa memiliki nilai
estestika yang berbeda-beda, maka kesenian Gendang beleq ini tentunya juga
memiliki nilai estestika sendiri yang dapat menarik perhatian masyarakat dalam
maupun luar negeri. Tetapi karena keterbatasan promosi yang dilakukan oleh kita
sendiri, menyebabkan budaya kita menjadi tersembunyi dan sedikit demi sedikit
mulai terlupakan seiring dengan peradaban zaman yang mulai canggih. Maka dari
itu sudah merupakan kewajiban kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikan
budaya yang kita miliki dan memperluas promosi budaya kita kepada masyarakat
dalam maupun luar negeri agar tidak akan terjadi lagi kasus perebutan budaya
bangsa kita dengan Negara lain yang bisajadi merugikan bangsa kita sendiri.
Sebelum mempromosikannya keppada orang lain, tentunya kita harus memulai
mencintai budaya kita dari diri sendiri, oleh karena itu marilah secara
bersama-sama kita mulai meempelajari, memperdalam pegetahuan kita tentang
budaya tradisional, menintai setiap budaya kita dengan sungguh-sungguh agar
kita dapat terus melestarikan nilai-nilai leluhur bangsa yang telah diwariskan
secara turun menurun dari moyang kita sendiri.
B. SARAN
Generasi muda harusnya semakin giat untuk melakukan pelestarian budaya dan
meningkatkan apresiasinya terhadap budaya sendiri. Ini juga perlu didukung oleh
peran pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk menyediakan
fasilitas bagi masyarakat untuk mengakses dan lebih mendalami budaya Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar